Review Perjalanan Eurotrip 2017



Aaah... Alhamdulillah sekali rasanya, setelah meninggalkan rumah selama 12 hari untuk perjalanan ke 8 negara di Eropa Barat yang sangat berkesan, akhirnya hari ini kami kembali ke tanah air. Perjalanan ini memang sudah berakhir, tetapi ceritanya tidak akan pernah habis. Masih jelas diingatan ketika pesawat kami baru saja landing di bandara Schipol, Amsterdam saat itu rasa haru & bahagia tidak dapat ditahan, karena untuk pertama kalinya saya bisa menginjakkan kaki di tanah Eropa, SAYA yang bukan siapa-siapa. Begitupun ketika takeoff untuk kembali ke Indonesia, ada rasa sedih, sedih bukan karena perjalanan harus selesai & kembali ke kehidupan nyata, tetapi haru karena kami bisa melewati pengalaman petualangan yang benar-benar seru ini berdua.

Tidak mudah tentunya, tidak seperti kelihatannya, mengingat juga ini pertama kalinya kami ke luar negri yang agak jauh, semua kami arrange sendiri tanpa biro travel, dari mulai sebelum keberangkatan sampai kepulangan. Kami berhasil mengatasi rasa takut dalam berkomunikasi dengan orang sekitar, melawan rasa lelah kami bangun pagi untuk mengejar kereta demi kereta menuju ke negara selanjutnya, karena kami harus strict terhadap jadwal yang sudah dibuat, merelakan tidak ke Torre di Pisa atau yang lebih dikenal dengan Menara Pisa padahal sudah di kota Pisa, tripot hilang dicolong dalam perjalanan kereta menuju Austria, menahan muaknya makan abon, dendeng, mie instan & kebab hampir setiap hari, perdebatan masalah direction, makanan, perdokumentasian & hal kecil lainnya, belum lagi masalah perubahan ketidaknyamanan fisik, menahan perihnya kulit wajah yang mulai kering & mengelupas, kaki bengkak di perjalanan, dan lain-lain.

Kenyataannya tidak mudah, tidak selalu terlihat bahagia seperti di Instagram Story. Namun kami berhasil melewatinya dan kami mendapatkan pengalaman yang luar biasa yang tidak akan pernah kami lupakan seumur hidup. Melihat indahnya belahan dunia bagian lain yang tentunya tidak akan bisa di dapatkan di Indonesia, iklim, tumbuh-tumbuhan, hewan yg berbeda, merasakan keramahan penduduk lokal, mengagumi sejarah peradaban era Renaissance, Romawi, hingga era Revolusi Perancis yang sampai sekarang masih ada peningglannya, iri dengan kecanggihan teknologi dan sarana transportasi negara-negara Eropa, mencicipi kuliner khas lokal langsung dari tempat asalnya, melihat glamornya brand-brand terkenal dunia di jalan Champs Elysees yang sangat berbanding terbalik dengan kehidupan beberapa (entah) warga lokal atau imigran di jalanan sempit kota Paris, terinspirasi cara orang Eropa dalam menata ruang kecil menjadi sangat maksimal, mendecor rumah menjadi sangat homey dan masih banyak lagi.

Traveling selalu meninggalkan banyak kenangan untuk diceritakan. Travelinglah untuk melihat hal-hal baru yang tidak dapat kamu temui di sekitarmu, selain belajar, traveling juga membukakan mata bahwa yang terbaik bukan hanya yang ada di sekeliling kita. Bersyukur dengan kebesaran Allah SWT, seperti ketika saya berasa di puncak Hallstat, Austria & Jungfrau Top Of Europe dengan hamparan salju yang luas & tebal, saya merasa sangat kecil, saya bukan siapa-siapa, bagaimana cara kita agar menarik perhatian Allah SWT di dunia yg luas ini, padahal misal saya jatuh dari situ pun sudah pasti mati & belum tentu ada yang tahu, Nauzubillah. “Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller.” – Ibn Battuta.

Tulisan ini dipersembahkan oleh penerbangan saya pulang menuju ke Indonesia tercinta, karena entah kebetulan LCD TV saya & Adin di pesawat sama-sama suka mati-mati sendiri, mau protes ke Pramugari rasanya juga sudah capek, nggak ada rencana buat nonton movie (padahal akhirnya kelar juga sih 1 film hehe..), sisanya tidur, makan & pipis. Adin memutuskan untuk membayar wifi on board supaya nggak bosan, tapi saya lebih memilih menulis cerita ini di hape, mumpung masih hangat-hangatnya dalam pikiran tentang apa yang sudah kami lewati selama 12 hari terakhir, begitu menyenangkan...

CONVERSATION

3 comments:

  1. Halo mba, salam kenal, saya yani dari bandung. Saya rencana mandiri eurotrip 114 hari april 2018 dgn suami. apakah boleh saya mengintip itinerary kasar mba intan. Rute saya hampir sama, tp keluar masuk paris. utk penginapan mba intan mginap dimana aja? Yerimakasih sebelumnya ����

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga mba yani :)
      habis ini InsyaAllah saya tulis itin lengkap + penginapan ya, di blog post yang terbaru nanti.

      kalau itin saya yang untuk kebutuhan apply visa bisa dilihat disini http://www.irespat.com/2017/05/mengurus-visa-schengen-di-surabaya_12.html (poin pemberkasan no 15). Sangat berbeda dengan itin reality, hanya untuk kebutuhan apply visa.

      Delete

Back
to top