Transportasi Antar Negara Selama di Eropa

Sebetulnya saya sudah nggak sabar buat cerita pengalaman jalan-jalan di Eropa day by day tapi belom afdhol rasanya kalau belum cerita tentang ini. Karena bagi saya, salah satu bagian terkerennya Eropa itu ya disini, sarana transportasinya. Karena perjalanan kami adalah perjalanan yang di arrange sendiri tanpa ikut group travel maka mau-nggak-mau pak suami harus belajar tentang jaringan transportasi selama pindah-pindah negara di sana. Loh kok pak suami? Iya, sayanya di janjikan suruh cari tahu tentang transportasi dalam kotanya & destinasi tempat wisata yang mau dituju, tapi berhubung habis trip saya punya kewajiban menulis blog jadi terpaksa harus belajar juga deh. Bedanya pak suami belajar sebelum trip saya setelah trip jadi gampangan saya hehe.

Ada 3 jenis transportasi pilihan untuk bisa berpindah pindah negara selama di Eropa, yaitu:

1. Pesawat.
Harga tiket pesawat antar negara di Eropa relatif lebih murah di banding tiket kereta apinya. Tapi naik pesawat selama pindah-pindah negara Eropa bukan pilihan tepat apalagi kalau ke banyak negara & dekat-dekat, karena selain letak bandara yang biasanya di pinggiran kota, masalah check-in, bagasi & urusan keimigrasian bisa bikin ribet, akan banyak waktu yang terbuang pastinya. Itulah alasannya mengapa harga tiketnya relatif lebih murah di banding kereta apinya. Tapi mungkin benefitnya adalah paspor kita penuh dengan cap-capan antar negara haha (penting!). Karena kalau naik kereta ga dapet cap-capan, kaya’ saya ke 7 negara capannya cuma Amsterdam aja.

2. Bus Antar Negara.
Mereka punya jaringan bus antar negara yang namanya Eurolines yang menawarkan Eurolines Pass yaitu pass untuk naik bis jarak jauh dengan jangkauan meliputi 48 negara di seluruh Eropa dengan jangka waktu pemakaian 15 atau 30 hari. Kami tidak memilih untuk menggunakan bus, walaupun harganya paling murah tapi waktu tempunya yang paling lama. Kami hanya sekali naek bus malam FLIXBUS saat perjalanan dari Zurich – Paris. Kami bermalam di bus, busnya besar dan nyaman bgt, sopir busnya kalo nyetir smooth, nggak dikit-dikit berhenti, pokoknya jalan terus. Perjalanan pun tak terasa melelahkan, setelah kami pikir-pikir ya juga sih orang jalanannya luas, ga ada lobang, ga ada motor, mirip jalan tol tanpa gerbang tol jadi ga berhenti-berhenti apalagi macet.

3. Kereta Api.
Sistem kereta api di Eropa itu canggih bgt. Kereta-kereta di Eropa dimiliki oleh perusahaan (biasanya BUMN), semacam Indonesia yang punya PT KAI, tiap negara punya kereta sendiri-sendiri yang melayani rute masing-masing, ada banyak sih tapi rute mereka itu sudah terjadwal dengan baik dan nggak mungkin overlapping (tempuk).
Saya akan bercerita tentang pengalaman saya pindah-pindah negara selama di Eropa dengan menggunakan kereta api. Kalau di lihat dari gambar bagan diatas yang akan saya bahas detail adalah yang ada di kotak berwarna biru. Okey here we go...!

Ada 2 jenis tiket kereta untuk bisa berkeliling negara Eropa:
1. Eurail Pass, cukup sekali beli bisa digunakan untuk berkeliling Eropa, lebih mahal, anti ribet.
2. Tiket ketengan (putusan), atur sarana transport sendiri, atur waktu sendiri, lebih murah, lebih ribet dibanding Eurail.

Sebelum memutuskan membeli tiket, ada baiknya kita menyusun itinerary secara garis besar dulu, kemudian itinnya lebih di kerucutkan lagi dengan menetapkan destinasi di dalam satu negara mau kemana saja, selanjutnya dari itin yang sudah kita susun sedemikian rupa, buatlah tabel pembanding harga sederhana antara Eurail pass atau tiket ketengan (putusan/per-single trip). Nah dari tabel yang sudah disusun tadi akan kelihatan tiket mana yang paling cocok untuk perjalanan kita. Kami sendiri waktu itu memilih menggunakan tiket ketengan, karena dirasa paling cocok dengan kebutuhan itinerary kami. Tapi saya akan coba jelaskan gambaran tentang dua2nya.

Eurail Pass

Pakai Eurail pass bisa jadi lebih hemat jika kita mengunjungi lebih dari 5 negara dalam jangka waktu yang lama, bayangkan Eropa itu ada +- 28 negara kalau kita travelingnya lama dan ke banyak negara, pemakaian Eurail pass dirasa lebih cocok.

Ada 3 jenis Eurail pass yang ditawarkan:
1. Global Pass, memberikan akses ke 28 negara-negara di Eropa.
2. One Country Pass, hanya 1 negara saja.
3. Selected Pass, yang kemudian di pecah lagi menjadi 2, 3, atau 4 countries.

Dari 3 pilihan Eurail diatas, kemudian kita masih harus mempertimbangkan 3 hal lagi dalam memilih Eurail pass mana yang paling cocok untuk kebutuhan traveling kita, yaitu:

1. Jumlah negara yang dikunjungi, jika kita berencana mengunjungi >= 5 negara (minim 5 negara atau lebih), maka lebih cocok pake Global pass, jika hanya ingin mengunjungi 3 negara maka Selected Pass 3 countries lebih cocok, dst. Untuk lebih jelasnya bisa melakukan simulasi sendiri disini.

2. Jangka waktu atau durasi bepergian. Untuk Global Pass, berdasarkan durasi bepergian akan dibagi lagi menjadi 2 yaitu Continuous dan Flexible. Pass Continous memungkinkan kita naik kereta selama berkali-kali sesuai limit waktu tertentu, pilihan limit waktunya ada 15 days, 22 days, 1, 2, & 3 months. Sedangkan Flexible artinya kita sudah tau akan naik kereta berapa kali dalam limit waktu yang sudah ditentukan juga, pilihannya ada 5 days within 1 month, 7 days within 1 month, 10 days within 2 months, 15 days within 2 months. Contoh kasus pertama, si Budi akan keliling Eropa selama 1 bulan ke lebih dari 5 negara, dia belum ada rencana pasti stay di satu negara berapa hari, maka Budi memilih membeli Global Pass Continous 1 bulan, pokoknya passnya akan berlaku 1 bulan terserah mau naik kapan & berapa kali. Contoh kasus kedua, si Ani akan keliling Eropa lebih dari 5 negara selama 12 hari. Dalam 12 hari tersebut jadwanya sudah fix. Ani nantinya akan naik kereta 10x di tanggal-tanggal yang sudah di tentukan, maka Ani sebaiknya memilih menggunakan Global Pass Flexible 10 days within 2 months. Untuk lebih jelasnya bisa melakukan simulasi sendiri disini.

3. Berdasarkan usia & jumlah orang. Berdasarkan usia dibagi menjadi 3 kategori, yaitu Youth (12-27yo), Adult (28 tahun keatas), & Family (Adult & kids). Anak dibawah 12 tahun gratis, untuk kategori Youth pun bisa beli tiket kelas 2 yang lebih murah, sedangkan untuk kategori Adult hanya tersedia tiket kelas 1, ga bisa beli tiket kelas 2. Oleh karena itu sebaiknya pergilah ke Eropa sebelum usia 28 tahun haha. Jika kita tidak sedang solo travel alias perginya lebih dari 1 orang dan masih ingin mendapat tambahan diskon 15% masih bisa caranya saat beli tiket di web centang tulisan “Traveling together at all times during your trip”, tapi dengan catatan perginya harus sama-sama terus karena passnya cuma satu. Saya kurang tau juga sanksi apa yang diberikan petugas kereta jika sampe ketahuan di dalam satu perjalanan partnernya ada yang nggak ikut, kita nggak mau ambil resiko kan, kalaupun denda juga pasti nggak murah.
Ini yang saya screen shoot web versi November 2017, eh begitu saya post Desember 2017 tampilan webnya sudah ganti. tapi diskon bepergian 15% ini masih ada kok, rulenya pun masih sama, hanya beda tampilan web saja.
Untuk melakukan simulasi harga Eurail Pass, bisa di cek sendiri di webnya disini. Jika pengen tahu lebih banyak tentang Eurail Pass bisa dibaca di blognya Mbak Vicky, karena beliaunya selama traveling ke Eropa pake Eurail Pass.

Tiket Ketengan (tiket putusan/per-single trip)

Karena jadwal kepergian kami sudah fix 10 hari di Eropa dengan destinasi yang sudah ditentukan juga tanggal-tanggalnya, kami memutuskan untuk membeli tiket ketengan saja. Effortnya pasti lebih sulit dibanding membeli Eurail Pass karena tiket yang dibeli ini sesuai jam keberangkatan, selain harus strict terhadap itin, kami juga harus komitmen terhadap waktu, lewat dari waktu keberangkatan di tiket BHAY deh, tapi jatohnya juga lebih murah jika dibandingkan Eurail. Kalau mau lebih murah pasti effortnya lebih berat kan ya?!. Yang harus diperhatikan ketika membeli tiket ketengan adalah:

1. Pertimbangan waktu, mulai dari tanggal hingga jam trip. Ini kaitannya juga dengan jam check out penginapan, lamanya waktu tempuh ke satu destinasi, lama waktu yang dihabiskan di tiap destinasi, dll. Termasuk pertimbangan bermalam di kereta supaya menghemat waktu & biaya. Kereta malam rata-rata ratenya lebih murah dibanding kereta siang. Perjalanan pindah negara di malam hari pun kami pilih supaya tidak menganggu jadwal siang hari untuk mengunjungi suatu destinasi, namum pengecualian untuk perjalanan antar negara Roma-Zurich, kami memilih sore hari dan diusahakan tidak tidur karena pemandangannya baguuuus.

2. Cermat melihat rute. Untuk urusan perkeretaan, panduan lengkap naik kereta Eropa bisa dilihat di blognya Mark Smith Seat61. Orang ini totalitas melakukan riset sejak tahun 2007 tentang perkeretaapian di Eropa. Semua informasi yang diperlukan ada di situ, dari nama kereta, jenis, waktu, dan harga.

3. Perbandingan harga & jadwal kereta. Untuk dapat mengetahui jadwal kereta & membandingkan harganya bisa download app Rome to Rio di AppStore atau Google play. Bisa juga dilihat di Trainline atau GoEuro mereka juga punya versi mobile appnya.

4. Membeli Tiket. Aplikasi atau web dari poin no 3, juga bisa digunakan untuk membeli tiket.

5. Tiket juga dapat di beli di web kereta masing-masing. Tinggal bandingkan saja mana yang harganya lebih murah, beli lewat aplikasi atau web keretanya langsung.

Tips:
- Pelajari rute & nama kereta dari seat61 atau aplikasi Rome to Rio yang bisa di download di App Store/Google Playstore.
- Menyusun jadwal & perbandingan harga.
- Membeli tiket bisa dari aplikasi Trainline atau GoEuro atau beli dari dari webnya masing-masing kereta, rata2 perusahaan kereta di eropa sudah punya versi mobile appnya juga.
- Tiket yang sudah di beli jangan lupa di save dan di print supaya lebih aman.
- Tiket paling cepat bisa dipesan 3 bulan sebelum keberangkatan. Pesan dari jauh hari lebih murah daripada pesan mepet-mepet.
- Selain kapan kita beli tiket, jam berangkat (peak/off-peak season, weekday/weekend), pemilihan kelas kereta juga mempengaruhi faktor “murah atau mahal”. Class1 jelas lebih nyaman & mahal dibanding class2, tapi saran saya naik class2 aja sudah cukup karena rasanya masih jauh lebih nyaman dan bagus dibanding kereta eksekutifnya PT KAI. Jika kita merasa kereta-kereta di pulau Jawa udah bagus, nah class2nya kereta-kereta Eropa masih jauh lebih nyaman. Penasaran? coba saja sendiri!.

Berikut nama-nama kereta beserta jadwal dan harga pada perjalanan atar negara kami pake tiket ketengan.
Kira-kira begini gambaran rute pindah-pindah kami selama 10 hari.
Format penulisan (Dari-tujuan, tgl, nama kereta, waktu keberangkatan-ketibaan, harga untuk 2 orang).
1. Amsterdam C. – Koln Hbf, 11/4/2017, DB ICE, 16:32-19:12, €58.
2. Koln Hbf – Hallstatt Hbf, 11/4/2017, OBB, 21:21-08:47 (bermalam di kereta), €78.
3. Hallstatt Hbf – Salzburg Hbf, 12/4/2017, OBB, 16:33-19:48, €18.
4. Salzburg Hbf – Roma Termini, 12/4/2017, OBB, night train (bermalam di kereta), €118
5. Roma Termini – Pisa Centrale, 15/4/2017, TRENITALIA, 06:05-08:28, €48,5.
6. Pisa Centrale – Milano Centrale, 15/4/2017, TRENITALIA, 12:18-13:50, €21,5.
7. Milano Centrale – Zurich Hb, 15/4/2017, TRENITALIA, 17:25-20:51, €78.
8. Zurich Hb – Interlaken Ost, 16/4/2017, SBB CFF FFS, 12:04-14:55, Lupa harganya.
9. Interlaken Ost – Zurich Hb, 17/4/2017, SBB CFF FFS, Sore, lupa jam & harganya.
10. Zurich Central Station – Paris Porte Maillot, 17/4/2017, FLIXBUS (untuk pertama kalinya kami naik bus), 20:30-06:55 (bermalam d bus), €49,9.
11. Paris, Gare Du Nord – Bruxelles Midi, 19/4/2017, THALYS, 07:55-09:17, €43.
12. Bruxelles Midi – Amsterdam C., 19/4/2017, THALYS, 14:52-16:42, €49.

Total yang dibutuhkan untuk transportasi perjalanan antar negara kami sebesar €561,9 + tiket no 8 & 9 kami lupa berapa CHF (Swiss Franc, mata uang Swiss), jika dirupiahkan kira-kita waktu itu totalnya Rp 10jt lebih dikit untuk 2 orang (kurs €1= Rp15.400, April 2017). Kalau pake Eurail bisa-bisa Hampir Rp 10juta untuk 1 orang saja.

Aplikasi Pendukung:

1. Rome To Rio.
Untuk melakukan simulasi perjalanan lengkap dengan panduan simulasi mau naik kereta kah? Atau bus? Bahkan pesawat. Hingga dapat melakukan booking hotel via aplikasi ini yang akan langsung terkonek dengan booking.com
Aplikasi Rome To Rio.
2. Visit A City.
Aplikasi yang memudahkan kita untuk menyusun Itinerary, karena terdapat info top attractions di masing masing negara, jam buka-tutup tempat wisata, keretangan waktu untuk ke satu objek wisata butuh waktu berjalan kaki kira-kira berapa menit. Di aplikasi ini juga bisa download offline map.
Aplikasi Visit a City.
3. GoogleMap.
Ini Aplikasi jagoan favorit saya, karena sudah familiar di pake sehari-hari. Sayangnya kudu nyaut sinyal internet.
Google Map, aplikasi favorit.
Seperti contohnya simulasi ini, dari hotel kami di Amsterdam (Continental Hotel) menuju Keukenhof di kota Lisse ada beberapa alternatif pilihan, saya memilih yang paling cepat (paling bawah) dengan waktu tempuh 1 jam 23 menit, di gambar tengah bisa dilihat mulai dari petunjuk jalan kaki dulu 450m (5 menit) ke Amsterdam Central di platform 13a ke Schipol, habis dari schipol jalan kaki 2 menit ke tempat pemberhentian bus, busnya no 361. lengkap bgt kan.

4. CityMaps2Go Travel Guide.
Aplikasi offline map. Sangat memudahkan kita untuk melihat peta dalam kondisi tanpa internet asalkan sudah di download semua mapnya, sayangnya untuk peta 1 kota saja memakan banyak sekali memori.
Aplikasi CityMaps2Go.

Website Pendukung:

1. Seat61.
2. Eurail.
3. The Trainline.
4. Go Euro.
5. Blog Jejak Vicky.
6. Blog Javamilk.
7. Group Backpacker International di facebook.

Buku Pendukung:

Lonely Planet. Buku ini membahas lengkap destinasi di masing-masing negara, sangat recommended.
Saya punya yang ini. Bisa dibeli di Periplus. Gramedia biasanya nggak ada.
Saya sangat menyarankan untuk membeli buku Lonely Planet seri Eropa. Ada banyak serinya, saya sendiri punya yang seri Europe on a shoestring.

Di depan Zurich Hb (stasiun kereta di Zurich). Sok cool padahal cold.
Koln Hbf.
Semoga tulisan saya ini bisa berguna untuk siapa saja yang berencana traveling ke Eropa. Pengalaman yang seperti ini memang wajib ditulis, karena kalau tidak pasti akan hilang bergitu saja dari ingatan. Saya nggak ngebayangin pak suami dulu waktu nyusun-nyusun jadwalnya kaya’ gimana, pasti lebih ribet karena belom dijalani. Awalnya pun saya sempat ragu dan skeptis, “bisa nggak sih kita?”, “nanti kalo kesasar gimana?”, “kalo ilang gimana?”, “kalo ditipu orang gimana?”. Takut! sangat takut pergi ke negara maju. Tapi kalau dipikir-pikir, nggak perlu takut ke negara maju yang sistem transportasinya keren. Jerman & Swiss termasuk negara yang memiliki sistem perkereta-apian yang tertua dan tercanggih di dunia jadi nggak perlu takut. Justru orang dari negara maju yang harusnya takut berkunjung ke negara berkembang yang sistem transportasinya belom terintegrasi dengan baik. Bayangkan, kalo ada bule turun dari stasiun, bandara atau terminal di negara kita, pasti disambut puluhan calo yang rebutan penumpang, serem ga?. Kita aja yang orang lokal kadang masih suka takut. Di negara maju turun dari bandara mau ke penginapan rutenya sudah jelas, naek kereta apa atau bus nomor berapa, jalan kaki berapa menit, kalau ada pindah bus nunggunya di halte mana, bus lanjutan akan berangkat pukul berapa, dll. Jika riset kita jelas & rinci kita bisa mencapai tiap tujuan tanpa bertanya ke siapapun atau paling nggak bertanya ke petugas informasi yang tersebar di seluruh stasiun.

Di negara kita turun dari bandara naek Taxi harus waspada pastikan pilih taxi yang resmi, jangan tertipu calo, jangan mau kalau yang menawari bukan orang berseragam, pakailah argo, jangan mau tawar menawar harga dll. Baru baca tutorialnya aja sudah serem hehe... Saya tidak menjelek-jelekkan bangsa sendiri tapi begitulah adanya, semoga suatu saat nanti akan ada perubahan yang lebih baik. Positifnya di negara kita penduduknya ramah-tamah gemah ripah loh jinawi, lihat orang yang sedang kebingungan pasti ditolongin, kalo ama bule sih mau kita nangis-nangis kebingungan ya dicuekin aja hehe.
Zurich Haufbanhof.
Stasiun Interlaken, Swiss.
Pindah-pindah kereta ini pun rasanya sangat melelahkan, kaki rasanya seperti melayang ga nginjek bumi saking lemesnya. Oleh karena itu persiapan fisik & stamina juga perlu dilakukan. Saya & pak suami termasuk orang yang suka jalan kaki jika pergi ke luar negeri tapi begitu balik ke negara asal ga pernah jalan kaki lagi, lebih tepatnya ga sudi, Haha!. Tapi itulah pengalaman yang sangat berharga, mumpung fisik masih kuat dan ada kesempatan. Dengan berhasilnya perjalanan yang kami arrange sendiri untuk pertama kalinya dan tanpa biro travel ini, hal positif lainnya adalah kami jadi semakin percaya diri dan nggak takut lagi untuk traveling kemana pun. Bisa dibilang juga ketagihan pengen traveling terus jadinya.
Pemandangan dari dalam kereta di Switzerland.
Pemandangan dari dalam kereta di Switzerland.
Pemandangan dari dalam kereta di Switzerland.
Pemandangan dari dalam kereta di Switzerland.
Foto-foto diatas adalah bonus untuk rasa lelah kita dalam perjalanan. Selama perjalanan kereta mata rasanya tak henti-hentinya dimanjakan dengan pemandangan indah. Terutama jika rutenya Austria-Swiss-Italia waaah Subhanallah pokoknya, yang biasanya cuma kita lihat dari foto, kali ini terpampang nyata di depan mata. Terharu rasanya Alhamdulillah.

CONVERSATION

7 comments:

  1. Jadi kita pergi ke negara lain dg kereta ga perlu kluar masuk imigrasi ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf ya baru lihat komen. iya, kalo pindah negaranya pake kereta/bus nggak akan keluar-masuk imigrasi. cuma pemeriksaan paspor di tengah perjalanan kereta/bus tiap mau masuk negara lain.

      Delete
  2. hai kakak cantik, terima kasih. bermanfaat banget.

    ReplyDelete
  3. Kak untuk ticket train nya antara negara di check ga ya? Soalnya baru beli tix d klook system nya errror. Nama saya satu huruf Adinda. Pas d tix namanya jadi A dinda ada spasinya. Coba hubungi klook dia bilang g ada masalah ,=/tp takut kak. Mkasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tiket train antar negara selalu di cek sama paspor juga. saya belum pernah dapat pengalaman beda nama. jika khawatir mungkin saat sebelum naik kereta, minta tolong print ulang tiketnya di petugas kantor keretanya.

      Delete
  4. Mba nanya dong. Kalau daro roma ke zurich bisa naik kereta ya ?. Tapi ngga bisa langsung ya hars ke milan dulu ya. Mksh mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa kok, coba cari-cari lagi ya rute & jadwalnya di Rome 2Rio atau seat61. Waktu itu saya ke Milan karena memang ingin mampir Pisa & Milan.

      Delete

Back
to top