The Wedding (Part 4), Day Of Reception

Setelah sekian lama, 2 bulan 3 hari yang lalu tepatnya, cerita wedding reception ini ter-posting juga, cerita ini juga sekaligus menutup rangkaian cerita The Wedding Series, Alhamdulillah. Mohon maaf sebelumnya jika ada yang bosan, karena ceritanya nggak kelar-kelar hehehe... next series will be The Honeymoon Series, yeeeiiii ini yang paling semangat mau diceritain hehehe...

Minggu siang, 11 November 2012
Hari resepsi pernikahan, dibandingkan kemarinnya (akad nikah) persiapan kali ini dimulai dari pagi buta, one by one keluarga mulai dirias, termasuk saya. Hari ini terlihat lebih ceria, because all of family wearing Piiiiink... yeeeiii my favourite colour, akhirnya saya juga yang memenangkan "tender" Pertarungan Pemilihan Warna Resepsi Pernikahan :D setelah berusaha bersusah payah meyakinkan Adin tercinta kalo wearing Pink wouldn't make your world stop spinning hehehehe toh yang pake Pink saya, Adin pake Silver, so cute right? perpaduan warnanya Pink - Silver, tema-nya Culture Fusion karena budaya Jawa & Melayu di Mix jadi satu hihihi....
Dekorasi gedung looks very well prepared, thank you so much team decoration, walaupun malam sebelumnya saya nggak sempat cek sendiri ke lokasi, tapi alhamdulillah ternyata sudah ada yang memastikan semuanya OK.
Pukul 08:30 pagi semua rombongan berangkat ke gedung, acara dimulai jam 10:00 tapi ada prosesi adat jawa jam 09:00 pagi, prosesi semacam lempar sirih, injak telur, suap-suapan, dll. saya diarak pake iringan musik Rebana, so Melayu deh, tapi kalo lihat prosesi & narasi MC prosesinya sangat-sangat Jawa.
rebutan uang
Lempar sirih, maknanya... eemmm entahlah hehehe
Muterin ember pencuci kaki, maknanya juga ga tau, selama prosesi saya banyak gagal pahamnya hehehe
Kalo pose ini sepertinya maknanya semacam penghormatan untuk suami gitu kali yah
Cuci kaki suami, mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan #apasih



suap-suapan, denger-denger maknanya adalah suapan terakhir dari kedua orang tua, menandakan bahwa ananda sudah dewasa & siap mengarungi kehidupan rumah tangga.
Sejak jauh hari sebelumnya saya sudah mengingatkan Adin untuk selalu senyum & tegak, bila perlu belajar senyum di depan kaca, karena menurut saya ini penting banget, capek sih tapi sebanding dengan hasilnya, begitu lihat foto-foto resepsi saya waaaaaah suka bgt karena saya & Adin looks very happy, foto ini bakalan jadi kenangan yang tak terlupakan untuk kita bahkan anak cucu kita. Kadang saya juga heran kalo lihat penganten-penganten yang nggak senyum sama sekali atau bahkan cemberut (serius, pernah lihat lo yang begini), kira-kira apasih yang sedang dipikirin?. Saya pernah datang ke nikahan salah satu saudara, saat mereka duduk di pelaminan, dua-duanya diam, no expression, no smile, no money, no cry (eh.. hehehe) padahal saat itu acara sedang diisi dengan Tausiyah (ceramah) tentang pernikahan. Ustadz yang mengisi Tausiyah itu lucuuuuu banget, sebagian besar tamu undangan tertawa terbahak-bahak, termasuk saya & Adin, tapi apa yang terjadi dengan kedua mempelai? diam tanpa feedback hehehe ga asyik bgt kan :p. Ada juga kejadian ketika MC sudah mencoba menggoda kedua mempelai dengan joke-jokenya tapi sama sekali diam tak tergoyahkan hehehe... kalo lihat yang seperti itu yang ada dalam pikiran saya cuma ada 2 kemungkinan, penganten itu nggak bahagia atau mereka punya selera humor yang payah hehehe... kemungkinannya negatif semua yah. Saya saranin deh untuk The Bride and The Groom wanna be tersenyumlah, nggak ada ruginya kok, kecuali kalian yakin bakal menikah 5x dalam hidup kalian, yang pertama cemberut, yang kedua cengengesan, yang ketiga nangis, yang keempat pake piyama dan yang kelima baru senyum hehehe (nggak mau kan?) dan satu pengecualian lagi, kecuali wajah kalian benar-benar mirip Angelina Jolie & Brad Pitt cemberut pun jadi terlihat super cool and dramatis gitu hehehehe....
beautiful dancer
Koin ini kemudian di lempar, maknanya adalah sang pengantin mendapat limpahan rejeki kemudian rejeki tersebut dibagi-bagikan kepada banyak orang, amiin...
Lempar koin
Sungkem kepada kedua orang tua
Taraaaa... dipangku, mama & papa :D
And here it is, The Bride and Groom
Setelah prosesi adat Jawa & sungkem, acara selanjutnya adalah foto bersama keluarga & teman dekat. Tata cara pernikahan di Muara Enim & Di Surabaya agak berbeda eh beda bgt ding :p, resepsi pernikahan di Surabaya sebagian besar (sebagian besar yah, saya nggak bilang semuanya) yang saya tahu biasanya datang-salaman-makan-pulang (kalopun anda cukup akrab dengan kedua mempelai biasanya foto dulu sebelum pulang). Kalau di Muara Enim ada serangkaian acara yang harus dilewati. Foto dengan keluarga ditaruh di awal sebelum acara dimulai mungkin supaya make up & mood masih OK kali yeh hehehe....
Keluarga besar Mama
Keluarga besar Papa
Keluarga Adin
Keluarga Palembang yang sangat-sangat menyenangkan^^
Rekan kerja Adin
Teman-teman kuliah Mama
Keluarga SMAN 1 Muara Enim
Kelar foto-foto acara inti baru dimulai. Hiburan pertama, para tamu disuguhi tari-tarian, tarian pertama adalah Tari Tanggai (khas Sum-Sel banget), setelah itu ada kata sambutan dari mempelai wanita, kata sambutan dari perwakilan salah satu tamu undangan, kata sambutan dari mempelai pria, tari-tarian (lagi), dan....dan.... aaahhhh saya tak sanggup mengatakannya.... persembahan lagu dari sang pengenten aaarrrrrghhhh....., baru ditutup dengan pembacaan doa. Tapi kemudian saya pikir lebih baek saya nyanyi deh, mau bagus/jelek as an ice breaking, abis daritadi the wedding was very boring with all of the formal speech uuugh... --"
Tari Tanggai
Sebetulnya apa sih tujuannya penganten disuruh nyanyi di depan tamu? semacam talent show, entertaint or what? bagaimana jika kedua mempelai sama-sama nggak punya bakat menyanyi? kalo saya bakatnya tidur, kira-kira boleh ga ditunjukin bakat tidurnya pas resepsi? atau gimana kalo ada kejadian calon penganten batal resepsi hanya karena takut disuruh nyanyi (pernah nggak ada kejadian begini? :p) hehehehe itu pertanyaan-pertanyaan yang selalu muncul di pikiran. Sebetulnya saya & Adin merasa hari itu adalah hari pembunuhan karakter kami berdua *tabur bunga*, kami berdua menetapkan tgl 11 November adalah hari pembully-an sedunia hehehehe.... Tahun depan kami akan merayakannya dengan cara mencari korban untuk di bully :p 
Oya satu lagi, setelah semua acara ini selesai, ada temen yang comment ke Facebook "Intan, nikahan km pantes dimasukkan ke Guinness World Record, untuk menyanyi menggunakan ekspresi". Haaaah....? kenapa commentnya se-lebay itu. Terus terang saya baru 1x lihat pesta resepsi pernikahan di Muara Enim, itu pun 1 minggu sebelum saya nikah. Dan sama, Si Penganten juga di bully abis-abisan (baca: disuruh nyanyi) dan mereka tanpa ekspresi. Tanpa ekspresi kegembiraan, tanpa interaksi, soooooo boring hehehe (maap jangan tersinggung yah^^v). Lagu yang saya & Adin nyanyikan adalah Saat Bahagia, lagunya Ungu Feat Andien. Kebayang nggak sih kalo lagu seceria itu dinyanyikan tanpa ekspresi? udah suaranya ga ada jaminan kualitas, ekspresi pun datar aja... errrrr.... para tamu undangan yang tadi udah boring dengan formal speech, bisa-bisa makin boring lihat penampilan saya & Adin. Untung Adin tercinta anaknya asyik banget, suara pas-pasan kami berdua jadi ke cover deh ama performa kami hehehe.... belom lagi keisengan saya yang minta di cium di akhir lagu, ini bener-bener di luar skenario, Adin agak malu sih untuk hal spontan ini tapi bodo amat, acara-acara gue, gue minta cium pun ama suami gue hehehe....
Dengan berakhirnya lagu yang saya & Adin nyanyikan, maka berakhir pula lah penderitaan kami rangkaian acara resepsi pernikahan kami. Para tamu undangan dipersilahkan menyantap hidangan yang telah disediakan, sebagian ada yang memilih untuk bersalaman terlebih dahulu. 
Sekali lagi kami ucapkan banyak terima kasih kepada para kerabat yang sudah membantu, para tetangga, teman-teman, keluarga, Tante Evi untuk hidangannya yang mak nyuuss, Eva a young and humble woman & semua yang telah ikut datang & mendoakan kami berdua. Semoga kebahagiaan kita semua bisa berlansung hari ini, besok & seterusnya, amiin... :)










CONVERSATION

3 comments:

Back
to top