Sensasi Udara Wangi Cokelat Di Zaanse Schans

Jika berkunjung ke negara-negara Eropa, jangan lewatkan museumnya, mereka selalu punya sesuatu yang worth it untuk di pertontonkan. Salah satunya seperti di Zaanse Schans yang letaknya di kota Zaandam. Mengusung konsep indoor dan outdoor museum Zaanse Schans menjadi tempat wisata yang sayang jika di lewatkan. Untuk bisa sampai kesana caranya tidak sulit kok, dari Amsterdam Centraal Station naik connexion bus No. 391 tujuan Zaandijk Zaanse Schans kira-kira 40 menit perjalanan dengan suguhan pemandangan rumah-rumah khas Amsterdam yang tak kalah indahnya, lalu kita akan tiba tepat di halte depan Zaanse Schans.

“Aaah... harumnya!” kesan pertama ketika saya baru saja turun dari bus. Sebelumnya saya pernah membaca artikel yang ditulis seseorang jika disini udaranya harum cokelat, ternyata memang benar, udaranya haruum... enak sekali apalagi saat itu musim semi, suhunya masih berkisar 10-12 derajat celcius. Sebetulnya tidak heran mengapa di Zaanse Schans ini udaranya harum coklat, karena kawasan Zaandam ini merupakan kawasan old industry salah satunya juga mengolah cocoa. Jika kalian pernah membeli cokelat atau biskuit dari Belanda, coba dilihat di kode produksi, tak jarang tertera tulisan “product of Zaandam.”
Salah satu sudut pemandangan di Zaanse Schans
Selain sebagai museum, Zaanse Schans ini sebetulnya adalah tempat konservasi. Zaandam Region saat ini disebut juga kawasan Old Holland. Tempat ini memang dibuat untuk menggambarkan suasana Zaandam Region pada abad ke 17 hingga 19 ketika masa kejayaan industri sedang berlangsung. Disini kita dapat melihat rumah penduduk khas tradisional Belanda dengan arsitektur bergaya kayu yang di cat berwarna Hijau. Beberapa rumah kayu itu ada yang memang benar-benar dihuni tapi ada juga yang dijadikan museum sehingga bisa dikunjungi. Selain itu, disini kita masih bisa melihat langsung kincir angin (windmills) bergaya kuno yang masih beroperasi. Pada masa itu sekitar 1100 kincir angin beroperasi untuk membuat ragam keperluan industri, sekarang hanya tersisa beberapa kincir angin kuno yang di lestarikan ini yang pengoperasiannya masih bisa kita lihat langsung dengan cara masuk ke dalamnya, di dalamnya pun di putarkan video dokumentasi yang menjelaskan fungsi dari kincir angin itu sendiri. Jaman dahulu Winmills digunakan untuk keperluan ragam industri seperti memotong, mengaduk, menggiling, memeras, hingga menjahit. Tentu saja menggunakan tenaga angin untuk menggerakkan mesin-mesin yang ada di ruangan bawah kincir angin yang besar itu. Outputnya dapat berupa kayu, cat, kertas, benang, kain, minyak, mustard, dll. Senang sekali rasanya mengetahui fungsi kincir angin yang terkenal itu, selama ini saya tidak pernah benar-benar mengerti apa gunanya sampai saya masuk sendiri kesini dan melihat langsung cara kerjanya. Telat juga saya, sudah tua baru tahu.
Jangan lewatkan kesempatan untuk masuk ke bangunan yang ada di bawah Windmill ini.
Rumah dengan arsitektur khas pada masa itu masih dipertahankan hingga kini.
Seorang Grandma sedang mengabadikan foto dirinya di depan rumah kuno yang sampai saat ini masih dihuni.

Untuk masuk ke Zaanse Schans pengunjung tidak dikenakan biasa loh, alias gratis. Namun untuk dapat masuk ke dalam beberapa windmills seperti saw mill, paint mill, oil mill pengunjung dikenakan biaya €4 untuk dewasa dan €2 untuk anak-anak. Tapi ada juga windmills yang boleh dimasuki gratis, saya masuk yang gratisan, lumayan sudah dapat memberi gambaran saya tentang cara kerja kincir angin. Jam operasionalnya mulai jam 10 pagi hingga jam 5 sore. Saking luasnya area disini pengunjung tidak akan merasakan berdesak-desakan walaupun saat high season. Disini kita juga dapat menyewa sepeda untuk berkeliling. Beberapa area GRATIS yang bisa kita kunjungi disini antara lain:

1. Bakery Museum. Beroperasi sejak tahun 1658 memproduksi dan menjual roti, pastry, permen. Berada di area ini udaranya harum roti.
2. Grocery Museum Albert Heijn. Albert Heijn adalah jaringan supermarket terbesar dan tertua di Belanda, sejak tahun 1887. Yang dapat kita lihat disini adalah mesin penggiling kopi kuno, tempat-tempat penyimpanan kopi pada saat itu, poster-poster kuno yang menggambarkan rutinitas kegiatan grocery mereka.
3. Museum tempat pembuatan klompen khas Belanda. Disini juga ditampilkan live demonstration cara pembuatan klompen menggunakan mesin. 
Berfoto di depan museum klompen bersama klompen raksasa.
4. Catharina Hoeve (cheese farm). Yang akan menjelaskan bagaimana cara keju Gouda yang terkenal itu dibuat. Pengunjung dapat melihat langsung cara kerja mesin-mesin pembuat keju tersebut. Jenis keju yang paling terkenal di Belanda adalah keju Gouda dengan 50% produksi nasional dikhususkan pada jenis ini. Dibelakang area ini ada area souvenir, pengunjung dapat berbelanja cokelat, keju, nougat, stropwafells, dll. Yang paling saya suka adalah kita bisa mencicipi keju Gouda gratis di area ini.
5. Dan masih banyak lagi.
Sedang menjelaskan cara pembuatan keju.
Mesin pengaduk modern.
Keju Gouda
Di ruangan ini kita bisa berbelanja sekaligus mencicipi keju Gouda.

Sediakan waktu minimal 3 jam untuk berkunjung kesini. Puas berkeliling walaupun sepertinya tidak semua area dapat saya kunjungi, jika perut terasa lapar sempatkan untuk mencicipi hot chocolate atau dalam bahasa belanda namanya warme chocmelk. Ini yang sudah saya tunggu-tunggu, dari saat saya masih di Indonesia malah haha.., pokoknya kalau ke Zaanse Schans harus minum hot chocolatenya, harganya €2,8 untuk 1 cup hot chocolate yang super enak. Disini banyak cafe-cafe kecil yang lucu, biasanya mereka melayani dari dalam rumah, order pesanan lewat jendela kemudian disediakan tempat makan di taman kecil halaman rumah mereka. 
Menikmati makan siang di halaman kecil yang cantik ini.
Namun jangan salah, disni juga ada restoran yang mendapat cap bintang Michelin tahun 2014 loh, emmm... kira-kira bagaimana ya rasanya?, membayangkannya saja saya susah, takut nggak mampu bayar. Oya selain hot chocolate saya juga memesan Dutch Bitterballen snack seharga €4,75, rasanya enaaaak, penampakannya kurang meyakinkan, tapi sekali gigit kita akan merasakan sensasi hangat, krispi lapisan kulit luar dan rasa creamy dari kentang dan keju yang lumer di mulut emmm... tidak pernah saya temui yang seperti ini, biasanya kalau dalamnya lembek, kulit luarnya juga lembek tapi ini beda, tekstur dan rasanya bener-bener tidak ada yang mengalahkan. 
Cafe berbintang Michelin, tandanya di tempel sticker di kaca jendelanya.
Bitterballen yang kecil tapi juara.
Makanan & minuman hangat di cuaca musim semi yang dingin sungguh nikmat. Segelas hot chocolate dan seporsi bitterballen sungguh penutup yang tepat dalam kunjungan saya ke Zaanse Schans kali ini.

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top