a letter for my husband


Saya & mas Adin pertama kenal tahun 2002, saat itu saya jadi siswi pindahan di SMA Surabaya. Awalnya saya sangat membenci teman saya yang namanya Ahadin mintarum ini, karena selain menurut saya namanya aneh, orangnya dekil, dia juga suka bicara kotor, yeeah... you know lah bahasa “khas” Suroboyoan itu. Saya yang masih cupu, pindahan dari daerah merasa shocked lihat manusia macam ini.

Tapi takdir berkata lain, mungkin ungkapan “jangan membenci orang terlalu berlebihan nanti jadi cinta” itu benar, entah benar atau pembenaran lebih tepatnya, karena ternyata di tahun 2003 kami pacaran, saat itu kelas 3 SMA. Kalau di hitung-hitung lama juga kami pacaran, kira-kira 9 tahun sampai akhirnya kami menikah tgl 10 November 2012.
.
Dari mulai awal pacaran hingga saat ini, kami sudah terbiasa memberi hadiah saat ada momen spesial, tidak melulu hadiah yang mahal, yang terpenting bagi kami justru ucapan & doanya. Sekedar mengucap harapan & doa bagi kami cukup sebagai pertanda kami tidak pernah melupakan momen bahagia kami. Saya masih ingat sekali saat itu ulang tahun saya ke 17, mas Adin memberi saya hadiah jam weker bergambar Manchester United, saya pun pernah memberikan hadiah dompet ala anak ABG, kalo nggak salah merknya Export yang bisa dibeli di Gramedia dulu saat ulang tahun mas Adin yang ke 18.
Jaman dulu udah ngerasa paling gaul se-kotamadya.
Hari ini, tepat 5 tahun yang lalu saya & mas Adin diikat dalam sebuah hubungan pernikahan. Seperti halnya kebiasaan kami memberi hadiah, kali ini saya akan memberi hadiah spesial. Bukan berbentuk barang mewah, bukan berbentuk materi. Tapi sebuah tulisan ungkapan isi hati saya untuk suami tercinta.
.
HAPPY 5th ANNIVERSARY MAS ADIN,
Terima kasih sudah menjadi pemimpin yang baik untuk aku, yang selalu berusaha melaksanakan tanggung jawab, pengorbanan & kewajiban sebagai seorang suami. Aku menyadari bahwa semakin bertambah tahun, semakin berat pula beban pekerjaan yang harus kamu pikul. Seperti ungkapan “from great power comes great responsibility”, tanggung jawab yang lebih besar mengharuskan kamu bekerja lebih banyak, bepergian lebih sering dan berada di rumah hanya sebentar. Aku bisa memaklumi itu, semoga kita berdua dapat selalu menghormati, saling mengingatkan disaat salah, dan saling menjaga kehormatan dikala jauh.
 
Terima kasih untuk tidak melarang ku melakukan aktivitas apapun yang aku jalani, tidak komplain apakah dirumah sudah disediakan makan atau belum. Tidak mengharuskanku pulang duluan sebelum kamu pulang dari kantor.
Terima kasih untuk tidak memaksaku menyetrika pakaian segunung, tidak memerintahku membersihkan rumah, meskipun aku sangat suka & ikhlas melakukannya.
Terima kasih karena kamu tidak pernah sedikitpun melupakan tanggal-tanggal penting dalam hubungan kita.
 
Bayangan aku tentang pernikahan yang akan terasa sangat membosankan & menyebalkan untuk dijalani 5 tahun yang lalu nyatanya tidak terbukti, semua terasa sangat membahagiakan.
Terima kasih sudah membuat kehidupan pernikahan kita sangat mudah untuk dijalani.
 
Ini baru 5 tahun pertama pernikahan kita, semoga aku bisa terus mendampingi kamu di tahun-tahun berikutnya sampai berakhir usia memisahkan kita. Semoga akan banyak momen kebersamaan yang membahagiakan untuk kita berdua. Semoga kita selalu sakinah mawaddah warakhmah dalam lindungan ALLAH SWT, diberi keturunan yang sholeh & sholehah, barokah rejeki & usia kita.
 
Love u mas.

THINKING OF HAVING OUR OWN CHILD
Pasti banyak teman-teman yang kenal namun tidak terlalu akrab bertanya, apakah Intan & Adin tidak ingin segera merencanakan untuk memiliki keturunan? Jawabannya pasti iya, tentu kami sudah berusaha, sejak saat awal pindah ke Berbi House kami sudah mulai serius memulai conceive program, tapi memang belum dikasih sama Allah, gimana donk?!
.
Mungkin tidak banyak yang tahu kalau di awal tahun 2017 yang lalu saya sempat hamil. Kejadiannya pun seru menurut saya, pertama kali saya tahu kalau hasil testpack (+), saya bingunglah membuat selebrasi kejutan ala-ala untuk mas Adin, saat itu kebetulan adalah hari yang sama dengan jadwal pengambilan Visa Schengen untuk rencana liburan kami ke Eropa April lalu. Kami sama-sama belum tahu status visa kami apakah granted atau tidak. Saya yang bertugas mengambil visa hari itu, bohong ke mas Adin kalo “visa kamu disetujui, tapi punyaku nggak”, sedihlah mas Adin. Begitu pulang & membuka paspor aku, tadaaaa... surprise ada tempelan testpack, haha alay juga Nyonyah. Mas Adin yang sudah menyusun itinerary terpaksa harus merubah ulang, yang sebelumnya ada rencana ke Hallstatt, Austria terpaksa harus di coret karena kejauhan. Kemudian rencana bermalam di kereta/bus juga di coret diganti semua bermalam di penginapan. Namun sayang, 1 bulan kemudian kehamilannya dinyatakan blighted ovum sehingga tidak bisa di teruskan. Kami berdua sedih sekali, mengingat kami sudah lama menginginkan ini. Namun kami tidak lantas berlarut dalam kesedihan karena tentu tidak ada gunanya. Kami berusaha untuk positif & selalu berHusnudzon kepada Allah, kami meyakini rencana Allah pasti lebih indah. Akhirnya pula kami jadi mengunjungi Hallstatt, Austria dan tetap ke rencana yang paling hemat, yaitu bermalam di bus & kereta, encok deh Nyonyah.
Surprise, kirain mas Adin bakal terharu tapi nggak juga tuh!
Hallstatt, Austria.
Nanti aku bakal share lebih banyak tulisan tentang program of trying to conceive deh, tapi kapan ya? Kapan-kapan deh ya, kalo udah punya anak aja haha. Doakan saja saya & mas Adin segera punya “ekstrak”nya.

PUNYA HOBI BARU
Sejak tinggal di Berbi House kami punya kebiasaan baru. Saya suka memasak. Masakan simple untuk porsi keluarga bukan porsi hajatan pastinya. Sedangkan mas Adin hobi download movie. Biasanya kami akan menonton sama-sama sambil makan camilan bikinan sendiri. Seruu.
Keukenhof, Netherlands.
Sehabis traveling ke Eropa, hobi baru saya adalah menulis cerita perjalanan, sedangkan mas Adin hobi melihat harga tiket, cuma dilihatin aja sih. Beberapa bulan lalu mas Adin beruntung dapet hadiah kamera baru, sehingga dia bilang “aku sekarang punya hobi baru, bikin video traveling!”. Mas Adin pengen bikin movie travel ala-ala Youtubers luar yang banyak mengambil gambar tentang pemandangan kemudian menggabungkan teknik time lapse & speed sesuai dengan tempo musik. Apa sih itu namanya? ndeso saya. Tapi pas ditanya “Mana videonya?”, “Bentar Ndut, videonya aku bikin nanti kalo udah punya laptop baru aja, soalnya laptop kita nggak support VGAnya!”. Eeealah... mau hobi baru aja kudu nunggu upgrade gadget dulu. Merepotkan, dasar pria!

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top