Itinerary Eurotrip 12d, Akomodasi, Biaya dan Tips Perbekalan

Baru aja kepikiran untuk masuk ke cerita day 1 Eurotrip. Eh rupanya masih ada yang kurang, yaitu tentang perintilan-perintilan ini. Menurut saya ini penting ditulis, karena nggak bisa dipungkiri, waktu saya mau pergi juga saya browsing-browsing info tentang ini di blognya orang-orang. Kali ini saya mau menambahkan poin versi saya juga. Berhubung ini pertama kali kami bepergian ke negara paling jauh, otomatis banyak sekali persiapan yang harus dilakukan. Salah satunya adalah pengiritan di segala pengeluaran rumah tangga beberapa bulan sebelum berangkat. Satu lagi yang paling konyol (tapi untungnya tidak saya lakukan) adalah mau kursus bahasa Inggris haha, padahal dari jaman sekolah lesnya ga kurang-kurang. Tapi jangan khawatir ternyata begitu kaki kita nginjek negara orang otomatis mode bahasa kita ikut berubah, semacam ada tombol switch-on nya gitu loh. Buktinya bukan hanya bisa melakukan purchasing coversation atau komunikasi ringan tapi juga bisa bertanya ini-itu, ngobrol sahut-sahutan, bahkan membantah haha, entah mendapat mukzizat darimana.

Persiapan dokumen sebelum berangkat

1. Membeli tiket
Cerita tentang perburuan tiket kami ke Eropa bisa dibaca disini.

2. Mengurus visa
Kami mengurus visa Schengen melalui kedutaan Belanda yang kami urus di VFS Global Surabaya. Langkah-langkah apply visa hingga biayanya bisa dibaca disini

3. Menyusun itinerary 
Ini adalah itinenary fix kami selama di Eropa ==> klik disini. Walaupun sudah ‘fix’ tetap ada saja dramanya. Coba amati itin ini dan bandingkan dengan realitanya saat saya tulis cerita day by day-nya nanti. Tapi untuk urusan jadwal kereta, Alhamdulillah kami nggak pernah telat, karena ada mas Adin. 
Tiket Keukenhof .
Tiket masuk Museum Vatican.

Karena tiket pesawat kami PP melalui Amsterdam, maka kami menyusun itin mulai dari Amsterdam lalu memutar searah jarum jam dan berakhir di Amsterdam lagi. Dimulai dari Amsterdam – Koln – Haalstatt – Salzburg – Rome – Pisa – Milan – Zurich – Interlaken – Zurich – Paris – Bruxells – Amsterdam.

4. Membeli tiket antar negara
Selama perjalanan antar negara kami menggunakan kereta, hanya sekali menggunakan bus dan tidak pernah naik pesawat, karena rute kami jaraknya tidak terlalu jauh. Pengalaman kami naik kereta, nama kereta, jadwal, biaya & tipsnya bisa dibaca disini

5. Booking penginapan
Untuk booking hotel selama di Eropa, kami booking melalui website resmi masing-masing hotel. Untuk mencari penginapan di apartment gunakan saja Airbnb. Sedangkan untuk booking hostel kami mencari di hostelworld.com
hostelworld.com
Nanti saya akan bikin review untuk masing-masing penginapan yang saya singgahi di postingan selanjutnya ya.
Apartment kami di Zurich
Apartment yang kami sewa melalui airbnb.
6. Total seluruh biaya perjalanan 
Berikut adalah total biaya perjalanan dan akomodasi kami ==> klik disini!

Perlengkapan barang bawaan saat Musim Semi

Keberangkatan kami bulan April 2017 lalu jatuh saat musim semi. Meskipun sudah lewat Winter tapi suhu akan berkisar antara -5 derajat untuk di puncak Jungfrau, sekitar 2-7 derajat saat pagi & siang hari di kota-kota biasa, hingga 18 derajat celcius di Roma. Kami bisa lepas jaket saat di Roma, sejuk sekali rasanya, nggak pernah-pernahnya tinggal di daerah sejuk. Di Surabaya tiap hari rata-rata suhunya 33 derajat, musim hujan aja masih 28 derajat ew..
packing menggunakan plastik seal, supaya muat banyak.

1. Pakaian

Terutama yang harus disiapkan adalah:
  • Jaket 
Saya bawa 2pcs jaket bulu angsa + waterproof, 1pcs long coat.
Mas Adin bawa 1pcs jaket bulu angsa + waterproof, 1pcs jaket waterproof.
Jaket bulu angsa saya belinya online. 
  • Longjohn
Masing-masing kami bawa sepasang. Selain di Uniqlo, longjohn bisa di dapat di toko-toko yang jual peralatan senam atau baju renang. Waktu itu punya saya beli di Pasar Atom lama karena awal 2017 lalu Uniqlo belum ada di Surabaya.
  • Baju tidur
Saya bawa 2 pasang kaos & celana tidur.
Mas Adin bawa 3 pasang kaos & celana tidur.
Namun yakinlah, untuk 12 hari tanpa cuci-cuci saya & mas adin hanya memakai kaos & celana yang sama. Cuaca yang dingin, tidur yang sebentar dan tidak selalu di penginapan itu nggak akan bikin kaos kita bau. Pada akhirnya yang lain hanya menuh2in bagasi saja.
  • Baju pergi 
Saya & mas Adin bawa banyak. Namun lagi-lagi nggak perlu bawa banyak-banyak karena akan tertutup jaket juga (jaket mau dibuka juga mana tahan). Jadi lagi-lagi saran saya bawa baju pergi secukupnya aja saat winter atau spring. Kalo mau kelihatan gonta-ganti outfit untuk kebutuhan sosyel-media justru menurut saya jaket/aksesoris syal, sunglasses, tas & sepatunya yang harus bawa banyak. Walaupun kami lari & jalan kaki berkilo-kilo meter kami tidak berkeringat loh, jadi yang tadinya kuatir dengan bau badan justru kekhawatiran kami nggak terbukti. 
  • Underwear
Saya & mas Adin bawa masing-masing 3pcs kaos dalem yang ada sakunya di dada, tapi kepake cuma 1pcs, lagi-lagi 4pcs lainnya hanya menuh-menuhin bagasi.
Uderwear lainnya kami bawa cukup banyak. Naah kalo ini lumayan penting, kami asumsikan sehari 2x ganti underwear dikali 12 hari, kira-kira begitulah. Kami nggak mau kena resiko gatel-gatel karena sering pake toilet umum juga, jadi tindakan preventifnya sering ganti underwear.
  • Trousers (celana panjang)
Saya & mas Adin masing-masing bawa 4pcs. Kepake cuma 3pcs dua-duanya.
  • Jilbab
Saya pakai jilbab instan produksi sendiri yang tanpa harus pasang-pasang jarum pentul.
  • Perintilan
- Handuk kecil 2pcs.
- Mukenah & sarung.
- Sajadah.
- Kain bali multifungsi.
- Legging.
- Knitted shawl.
- Anti thermal gloves.
- Pelembab body, wajah & bibir yang tinggi mozturizer, karena cuaca dingin kulit jadi gampang kering.
- Kanebo 2pcs untuk andukan (yakeleeus, emank anak gunung) akhirnya ga kepake lah lha wong di tiap hotel, hostel & airbnb dikasih pinjeman handuk kok.

2. Travel bag, bags & shoes

  • Travel bag 
Kami membawa 1 travel bag berukuran besar (lupa berapa liter) & 1 travel bag ukuran 20lt.
2 koper besar + masing-masing 1 tas backpack.
  • Tas tentengan
Masing-masing membawa 1 tas backpack ukuran lapang yang banyak retzletingnya. Meskipun hati ini pengen rasanya bawa tote bag atau cross body bag cantik ukuran imut tapi percuma, pasti unfaedah. Tapi saya bawa 1 sih cross body bag kecil, mas adin juga bawa tas kecil 1pcs. Untungnya kepake walau cuma sekali.
  • Kaos kaki
Nah ternyata ini paling penting. Jika sebelumnya kami mengira kami bakal bau badan karena keseringan jalan kaki ternyata kami salah, karena justru kami kena “penyakit” kaki bauuu’ eww... Untungnya kami bawa masing-masing 4 pasang kaos kaki + 1 kaos kaki anti thermal. Kaos kaki anti thermal ini penting dipake saat ke tempat salju-salju. Biasanya kaos kaki ini dipake oleh anak gunung (pecinta alam, red), karena kainnya yang tebal, empuk & nyaman. Belinya di toko perlengkapan hiking. Punya kami merk Eiger & Rei. 
Ternyata Uniqlo ada kaos kaki anti bau loh.
  • Sepatu
Kami masing-masing membawa 2 pasang sepatu. Sepasang sepatu ankle boot & sepasang sepatu casual sporty. Tadinya mas Adin tanya “kamu nggak pengen beli sepatu ini?” yang dimaksud adalah ankle boot dengan chunky heels 5-7cm emm.. cantik sih , tapi sayangnya kami backpackeran jadi pastinya nggak cocok, pilih amannya aja pake sepatu flat dengan ketebalan sol 3cm yang penting nyaman dan waterproof sol & permukaannya, tujuannya supaya pas main di salju nggak tembus ke kaos kaki.
Sling bag yang untungnya kepake.

Menurut teman-teman backpacker sepatu yang paling nyaman untuk jalan jauh adalah merk Skechers yang jenis go walk, permukaan telapak kakinya kalo diinjek empuk kaya’ donat, mau jalan seberapa jauh pun nggak akan sakit katanya. Tapi bentuknya yang gepeng emang kurang catchy dan kekurangan lainnya juga gampang bau.

Saya dan mas Adin pake New Balance casual. Bantalan telapak kakinya memang nggak se-empuk Skechers tapi mantab dipake jalan ataupun lari, nyaman bgt, ditambah lagi kalo saya pake sepatu ini saya bisa bertambah tinggi 5cm lo, semacam ada hidden heelnya di dalem, serius! Bentuk sepatunya juga sporty abis jadi lumayan menunjang penampilan saat poto-poto.  

3. Ransum

Perbekalan makanan juga penting selama traveling. Berdasarkan pengalaman, saya akan share sebaiknya apa yang perlu dan tidak perlu untuk dibawa.

Do’s

  • Kami sepakat untuk membawa mini Rice cooker + beras yang sudah di takar dalam plastik untuk sekali masak.
  • Bawa botol minum, seorang satu. selama di Eropa airnya tap water jadi kami bebas isi air dari keran manapun, bahkan keran kamar mandi sekalipun. Alhamdulillah sehat wal afiat tuh nggak batuk atau cacingan padahal air krannya sedingin es. Kualitas tap water disana bening, tidak ada endapan, tidak berbau & tidak berwarna. Cukup memenuhi kriteria air higienis..
  • Obat-obatan. Top 3 obat-obatan yang penting dibawa saat traveling versi saya adalah Counterpain, Antangin & Hansaplast. Jangan lupa bawa obat-obatan lain seperti Paracetamol, obat batuk, obat sakit kepala dan obat lain sesuai kebutuhan.
  • Bawa lauk yang tahan lama & menggugah selera, contoh Rendang kemasan, kering tempe atau kering kentang teri medan.
  • Indomie seleraku. Mie goreng/rebus, dua-duanya WAJIB BAWA. Karena nantinya sering sekali tiba2 kita menginginkan sesuatu yang gurih, hangat & sesuai lidah nusantara. Indomie pun bisa dimasak menggunakan rice cooker.
  • Bawa sambal sachet, contoh merk Finna dan saus sambal sachet. Kenapa sachet bukan botol? Nanti aku kasih tau ya alasannya dibawah.
  • Saus sambal lebih berguna daripada sambal terasi/sambal bajak menurut saya. Mengapa? Karena saus sambal bisa dijadikan teman makan mie instan yang kita bawa, kebab yang kita beli di kios (tapi sausnya nggak enak) atau jadi teman saat makan KFC/jenis-jenis ayam seperti itu yang pastinya akan sering kita beli & temui untuk lauk nasi yang kita masak. Sedangkan sambal bawang/sambal bajak kurang cocok untuk itu, enaknya sih kalo pake ikan asin, tempe, tahu & lalapan haha.
  • Bawa perbekalan asin daripada manis, contoh Teri/Udang kering kemasan instead of Abon atau Kering Tempe. Karena menurut saya nasi adalah sumber kabohidrat terbesar yang mengandung glukosa tinggi, kalo ketambahan yang manis2 kaya’ kering tempe/abon pasti eneg, sekali-dua kali sih okey, hampir tiap hari, muntah juga saya rasa haha. Sedangkan yang gurih cenderung menggugah selera. Kesalahan saya adalah saya membawa abon & kering tempe, huh!.

Dont’s

  • Bawa sambal botol. Alamaak dengan alasan “sambel tutup merah khas Surabaya ini lebih enak daripada sambel sachet Finna” akhirnya entah hari ke berapa sambelnya tumpah di tas koper, barang-barang bau terasi iih keseel. Padahal botolnya sudah saya bungkus pake plastik. Pastinya sih ketindihan barang lainnya. Mengingat tindih-tindihan ini tidak dapat dihindarkan maka tindakan preventifnya adalah membawa saus/sambal sachet saja. 
  • Membawa banyak perbekalan manis, alasannya diatas.
  • Membawa banyak roti-rotian, alasannya roti disana lebih enak.
  • Membawa terlalu banyak perbekalan makanan karena kuatir akan kelaparan. Berdasarkan pengalaman kami, itu tidak perlu, kami merasa sudah menyesuaikan perkiraan beras yang kami bawa tapi ternyata masih kebanyakan juga, akhirnya kami berikan kpd pemilik apartment di Zurich untuk mengurangi beban dan karena kami tahu mereka punya rice cooker. Abon dan Kering tempe bekal kami pun beberapa bungkus kecil ikut terbawa lagi pulang ke Indonesia, what a useless!.

4. Barang bawaan yang sia-sia

Beberapa barang ini akhirnya ikut pulang ke Indonesia dalam keadaan tidak digunakan sama sekali saat disana. Namun tentunya kebutuhan tiap orang berbeda kan. Yang pasti muatannya lumayan.
  • Kaos tidur 5pcs.
  • Celana tidur 3pcs.
  • Polo shirt 1pcs.
  • Kaos dalam 6pcs.
  • Trousers 1pcs.
  • Underwear 9pcs ga kepake bo’, beneran kebanyakan kaya’nya yang dibawa.
  • Kamera instax beserta refillnya.
  • Kanebo 2pcs, sumpah ini paling ga penting.
  • Handuk kecil 2pcs, sebetulnya pernah kepake sih, tapi dikit.
  • Kain bali multifungsi, banyak yang menyarankan untuk membawa kain ini, namun terus terang nggak kepake ama saya.
  • Glasses 2pcs.
  • Masker, menurut saya tetap perlu di bawa, namun kebetulan kemarin saya tidak menggunakan.
  • Gorilla pod, sebetulnya ini penting, tapi saking ribetnya ama yang lain akhirnya ga kepake.
  • Ipad. Why brought the ipad? Saya pun sebel.
  • Sabun cair 1 botol kecil, nggak kepake karena di tiap penginapan sudah disediakan sabun cair.

Note:
  • Beberapa barang ini sesuai catatan saya, tentunya kebutuhan masing-masing orang tidak sama.
  • Ini menurut pengalaman dan kebutuhan perbekalan saat musim semi. Jika musim lain bisa jadi akan berbeda.

5. Yang penting namun justru nggak terbawa

  • Laptop, walaupun berat tapi sebetulnya ini penting untuk memindahkan file foto. Akibat ga bawa laptop hasil foto & video kami terbatas, sedih bgt padahal belum tentu momennya bisa terulang lagi.
  • Payung lipat atau bahkan rain coat, karena lumayan sering hujan saat musim semi. Akibatnya kami pun pernah kehujanan beberapa kali, untung nggak sakit ya Alhamdulillah.
Payung penting dibawa saat musim semi.
  • Hanbody, kulit jadi lebih cepat kering di udara dingin karena tingkat kelembaban menurun. Di hari pertama saat saya sadar saya lupa bawa handbody saya langung beli, jadi lumayan nambah pengeluaran.

CONVERSATION

5 comments:

  1. Hai mba, read this in 2022. Dan sangat informatif. thank you for sharing and keep sharing useful things ya mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. OMG comment on this post. Signs the holiday seasons after 2 years pandemic slowly coming back

      Delete
  2. Halo ka!!! Thanks for the information, aku baru nyusun intenerary untuk oktober besok:) ijin ikutin alurnya yaaak. terimakasiii

    ReplyDelete
  3. terima kasih sudah berbagi pengalaman, izin bookmark ya. saya berencana euro trip Desember 2022 ini. sekalian tanya. harga tiket Singapore Air surabaya - amsterdam 15 juta PP nett / pax apakah bisa dianggap murah untuk situasi sekarang ?

    ReplyDelete

Back
to top