The Wedding (Part 3), Akad Nikah

The Day..... (dari postingan sebelomnya "the day" mlulu :p)
Matahari siang begitu cerah menerpa, membahana (halah halah..), rumah sudah di dekorasi, saya sudah mandi untuk yang ke 2 kalinya karena keringetan, kursi-kursi sudah di tata, jam 11 siang perias sudah datang, mama & papa sudah capek ngurus ini itu, cuma bisa pasrah hiihihihi.... oh iya si papa mondar-mandir bawa kertas yg isinya "Ahadin Mintarum bin ...... saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan bla bla bla.... dst..dst..." huwahahahaha lucu!
Saya yang sudah di rias menunggu di kamar, becanda bareng tim perias, sementara acara baru dimulai. Serah-serahan dibawa, jumlah serah-serahan kira-kita 765 kotak hahaha bo'ong ding :p
and... who's coming? keluarga calon penganten pria sudah berpura-pura datang.

Serah-serahan secara formallitas diserahkan ibu mertua ke mama.

Skip...skip...skip... sampai pada detik-detik menjelang keluarnya saya dari kamar. Ada yang tau saya di dalam kamar ngapain setelah ditinggal sama tim perias? ada yang jawab deg-degan? atau sedih? seneng? takut? hehehe saya ngeTweet sambil maenan laptop. sampai detik saat itu pun saya heran kenapa saya nggak deg-degan, is it normal? 
Sampai pada akhirnya saya dipanggil keluar melalui mention di Twitter (hahaha nggak ding). Saya pikir saat itulah momen "semua mata tertuju padamu" ternyata nggak juga semua orang tetep lihat ke arah meja akad a.k.a. membelakangi saya, busyet dah, dicuekin gue! :'(
Acara selanjutnya adalah pembacaan Quran oleh Bapak Halimi, beliau adalah guru Agama, guru SMA saya. kemudian dilanjutkan Tausiyah oleh Bapak Sugiyono, beliau ini guru Fisika saya waktu masih SMP.
Waktu Ijab Qabul pun tiba, bertindak sebagai penghulu Bapak Hadori, beliau sempat sakit sebelum nikahan saya, semoga sehat terus yah Pak... bertindak sebagai wali Papa saya sendiri. Oh iya mungkin ada yang nebak-nebak disinilah momen Intan deg-degan. Tolooooong.... sampai pada detik Ijab Qabul & selesai seluruh rangkaian acara saya nggak deg-degan, rasanya santai kaya' di pantai.... wuzzzzzzzz......!!! Akhirnya keinginan saya & mama untuk tidak menangis pada saat acara kesampaian juga hehehe, kenapa nggak nangis? karena tidak ada perintah menangis dalam syarat sah menikah hehehe nggak ding, lha wong nggak sedih kok. malah ketawa gara-gara Pak Puh (Kakak pertamanya mama), beliau emang lucu banget.

Oh iya, sampai detik saya menulis cerita ini saya belum punya buku nikah lo. loh kok bisa? sah nggak tuh secara hukum? sah dong. Saya dinyatakan sah menikah secara hukum & agama. Alasan belum terima buku nikah adalah karena KUA Muara Enim kehabisan stok buku nikah dari Jakarta, lucu! trus saya sedih? nggak lah, buktinya nggak posting status "Ya Allah cobaan apalagi yang Engkau berikan kepada hamba sehingga saya menikah tanpa buku nikah" hufffffff......... Sebagai pengganti buku nikah ada semacam selembar sertifikat yang menyatakan kalau saya & Adin sudah resmi menikah, nanti jika KUA Muara Enim sudah restock buku nikah, saya dihubungi & sertifikat tsb dapat ditukarkan dengan piring cantik eh buku nikah ding +_-".

Bismillairohmanirrohim........
Time passed away..... dan akhirnya SAH! yaaah.... lemes, jadi bini orang gue! husss.... I am so happy and grateful to Allah for everything and to Mama, Papa, Amie, Eyang, family, friends, panitia and all of the guests who have been very kind towards to succeed my wedding day, there's still a long journey ahead for me and Adin for ship sailed of life, and hopefully Adin could be a good leader for me and our descent, Insya Allah...:)
Okey.....
It's poto-poto time.....

Keluarga Palembang, nggak sedang jualan tas loh ini hihihi
My High Schoolmate, (l to r: Ferra, Eka, Adin, Me, Wenny, Siska)
Alhamdulillah the event runs smoothly, I can feel the happiness among them, thank you all. See, the joy on their faces after the Akad ends.
Ini si Oom tumben-tumbenan mau di foto, mesra lagi, cieeeeh!
Thank you for reading, wait for the next part of my wedding story (pede bgt).

CONVERSATION

4 comments:

  1. Wuuaaa..Jadi inget waktu nikahan kemarin. Cuma bedanya aku deg-degan terus dari sebelum hari H soalnya sang mempelai pria tak kunjung datang sampai hari H. Hebat ga dia?! Walaupun aku sudah menelpon memohon supaya dia datang satu hari lebih awal, tapi dengan tekad bulat dan pendirian teguh, dia tetap memilih untuk datang pada hari akad nikah. Wajar dong kalo aku deg-deg-an, ya ga In? Hehehe...Congrats deh! I love reading the story. It's a nice thing to do to keep our best moments last forever.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah keren bgt tuh, pasti rasanya lebih shock ketimbang naek jet coaster hehehe tapi alhamdulillah semua lancar kan? thanks for reading dear :)

      Delete

Back
to top